Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Apa kabar sahabat? Semoga hari ini Anda selalu diberi kebahagiaan dan penuh rasa syukur kepada Tuhan, karena masih diberi kesempatan hidup, untuk menikmati segala apa yang kita lihat, segala apa yang kita rasakan, dan segala apa yang kita mampu kerjakan.
Dalam sebuah kepenatan hidup, manakala dunia terasa sangat sempit, seolah-olah segala ancaman datang dari segala penjuru, segala upaya kita yang telah kita kerjakan dengan seluruh kemampuan, terasa gagal, dan bahkan semua seolah tiada berpihak kepada kita.
Suara seolah seperti putus di kerongkongan, hal-hal yang telah kita anggap baik ternyata tidak menjadikan upaya kita menjadi lebih baik. Pokoknya segala hal yang positif telah kita curahkan semaksimal mungkin, tetapi hasilnya sama saja.
Muncul dalam benak, adanya ketidak adilan, ketidak puasan, dan ingin mencari jalan keluar dengan cara ekstrim, bahkan ingin rasanya menabrak segala hal baik yang selama ini selalu kita pertahankan.☺ Bahkan ingin rasanya menghalkan segala cara, agar semua keinginan dapat terwujud.
Sahabat...
Apa yang kalian rasakan, sering sekali saya rasakan. Akan tetapi, untunglah sampai saat ini, cara-cara ekstrim dan keluar jalur itu tidak sampai saya lakukan.
Pada saat titik puncak penuhnya emosi, penuhnya ambisi, penuhnya protes, dan segala akal pikiran diputar hingga tiada lagi mampu berfikir bersih. Berontak!!! Sekeras-Kerasnya!! hingga badan terasa lelah, hidup terasa lelah, semua terasa lelah, hingga ibarat diri ini berada di depan tembok batu yang sangat keras dan tebal, dan terasa, semua yang saya lakukan telah terabaikan begitu saja, sia-sia dan tiada gunanya.
Dalam keputus asaan itu, terbayang, kembali masa lalu. Dimana kita adalah seumpal daging di dalam perut seorang wanita yang sama sekali kita tidak mengenalnya. Entah bagaimana, kemudian kita tiba-tiba diberi nyawa, ditumbuhkan dengan begitu saja. Ada tulang, ada organ, ada daging, ada panca indra, ada rambut dan sebagainya. Lalu serta merta dilahirkan di dunia, dengan tidak tahu apa-apa, dan tiada berdaya apa-apa.
Tuhan memberi kita seorang ibu dan ayah, agar kita terlindung dari segala kekurangan dan kelemahan kita. Tuhan memberi rasa kasih sayang pada ke dua orang itu kepada kita. Padahal kita tidak mengenalnya, apalagi berbuat baik kepada mereka, pernahkan kita memberikan sesuatu yang istimewa kepada mereka?? SAMA SEKALI TIDAK, tetapi dengan serta merta, kita betul2 mendapat kasih sayang penuh dari mereka, hanya lantaran kita keluar dari rahimnya.
Kata Kunci : "Kita tidak ngapa-ngapain, tetapi Tuhan memberi kita rasa damai, rasa nyaman, rasa bahagia"
Lalu kita mengenal beberapa orang, yang pada akhirnya menjadi teman. Bermain, sekolah, dan seterusnya, yang pada akhirnya kita berkenalan dengan lawan jenis, yang entah mengapa kita tertarik, dan dia juga demikian. Selanjutnya terjalinkan sebuah komitmen, dan akhirnya menjadi pasangan hidup.
Banyak tutorial mencari pasangan, banyak trik, banyak konsep dan segala macam, namun jika kita mengingat kembali, bagaimana kita mendapat pasangan, ternyata datang begitu saja, tiba-tiba terjalin secara alami, dan saat ini sudah menjadi ibu dari anak2 kita, atau ayah dari anak2 kita.
Segalanya disekenario begitu saja, di luar kemampuan kita. Namun banyak yang gagal di tengah jalan, mana kala, kita yang merencanakan, kita yang menginginkan, kita yang mengupayakan,
Dari uraian di atas, jika kita tarik garis merah. Kita adalah sebuah nyawa yang melayang2 tidak tahu arah, kemudian dijadikan seonggok daging bernyawa, disempurnakan menjadi tubuh, agar menjadi sesuatu yang indah, di beri orang tua, agar kita hidup dengan terlindungi, nyaman dan bahagia. Kemudian diberi teman, agar hidup kita semakin berwarna, diberi pasangan, agar kita merasakan nikmatnya cinta, diberi pekerjaan, agar kita bisa mencukupi kebutuhan kita, diberi anak agar kita memiliki kebanggan dan tanggung jawab, diberi masalah agar kita lebih dewasa, bijaksana, serta agar menghadapi hidup lebih mudah (bagi yang bisa mengambil hikmah). Diberi usia, agar kita sadar, bahwa hidup itu memang ada batasnya, tanggung jawab itu ada batasnya, dan segala macam kesulitan, kesengsaraan ada batasnya.
Sahabat ....
Pada dasarnya kita hanya disuruh menikmati hidup ini dengan senikmat2nya dengan dasar rasa syukur. Tidak usah mengatur-atur segala hal yang diluar kendali kita, apalagi menginginkan segala sesuatu yang pada dasarnya kita tidak mampu memilikinya.
Biarkan segala sesuatu berjalan apa adanya, selesaikan tugas dan tanggung jawab yang memang harus diselesaikan hari ini (pekerjaan/kebutuhan rumah tangga/sekolah anak2/dsb), dan biarkan sisa waktu digunakan untuk menikmati hidup, dengan selalu mengharap kebahagiaan dari Tuhan.
Jangan biarkan diri kita dikuasai oleh keinginan2, gengsi2, apa kata orang, bagaimana nanti, aku harus menang dari dia, dan seterusnya, yang justru pada akhirnya, kita lah yang tersiksa, toh, tiada satupun yang saya sebutkan tadi menemani kita di liang lahat.
Pasrahkan segala masalah kepada Tuhan dengan selalu menyembah-Nya, yang terjadi biar terjadi, selama kita tidak menyakiti/merugikan orang lain, dan tetap berjalan dengan prilaku baik, biarkan Tuhan mengatur segalanya, kita lakukan yang harus kita selesaikan hari ini, semampu kita.
Demikian sedekar coretan, semoga bermanfaat. Terima kasih telah membaca sampai tuntas dan saya akhiri.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.